sanitasi dan higien perusahaan rajungan kaleng

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hasil perikanan merupakan sumber protein tinggi, murah dan mudah
diperoleh. Produksi hasil perikanan ini masih sangat mungkin untuk
ditingkatkan, baik untuk tujuan konsumsi lokal maupun untuk ekspor. Dari
beberapa komoditi hasil perikanan yang saat ini mulai berkembang pesat dan
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi adalah rajungan. Rajungan (Portunus
pelagicus) atau swimming crab atau blue crab merupakan salah
satu jenis kepiting laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Kepiting
yang hidup di perairan Indo-Pasifik terdiri dari 234 jenis dan sebagian besar
yaitu 124 jenis dapat dijumpai di perairan Indonesia. Dari berbagai macam jenis
kepiting tersebut, hanya beberapa jenis saja yang sudah dikenal (Afriantono dan
Liviawaty, 1992).
Rajungan
merupakan salah satu komoditi perikanan yang bernilai ekonomis tinggi, karena
komoditi ini sangat diminati oleh masyarakat, baik dalam maupun luar negeri.
Selain rasanya yang lezat, juga karena kandungan gizinya yang sangat tinggi.
Rajungan di Indonesia sampai sekarang masih merupakan komoditas perikanan yang
memiliki nilai ekonomis tinggi. Rajungan yang diekspor dalam bentuk segar
maupun olahan mencapai 60% dari total hasil tangkapan rajungan. Negara utama
tujuan ekspor yaitu Singapura, Jepang, Belanda dan Amerika (Aminah, 2010).
Hygiene dan sanitasi adalah dua istilah dari
bahasa Inggris yaitu “hygiene” yang berarti: usaha kesehatan preventif yang
menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan
pribadi manusia, dan “sanitation” yang berarti: usaha kesehatan preventif yang
menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Mengingat
pentingnya sanitasi dalam industri perikanan serta bagi masyarakat sebagai
konsumennya, maka sanitasi ini tidak dapat diabaikan. Kegiatan sanitasi dalam
industri perikanan harus merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan terus
menerus disertai tanggung jawab tidak hanya sewaktu-waktu. Semakin banyak
konsumen yang menuntut mutu hasil olah ikan lebih baik maka cara pelaksanaan
pengolahan bahan-bahan, peralatan dan sarana lainnya harus menjadi obyek
evaluasi yang terus menerus.
Sanitasi
terhadap lingkungan produksi industri perikanan harus dikendalikan terutama
lingkungan kerja dan lingkungan di sekitar pabrik pengolahan ikan. Lingkungan
kerja harus bersih, tidak mudah kotor dan mudah dibersihkan, aman dan nyaman
untuk bekerja selama berlangsungnya operasi pengolahan. Lingkungan di sekitar
pabrik juga harus bersih dan bebas dari sumber cemaran kotoran yang dapat mengkontaminasi
ikan yang diolah. Peralatan dan sarana pengolahan dalam industri perikanan juga
dilakukan pengendalian terencana terhadap alat untuk mencegah pencemaran dan
kerusakan seperti yang dimaksud dalam salah satu aspek sanitasi misalnya dengan
usaha akan kemudahan pembersihan alat, pemilihan bahan konstruksi yang tepat
dengan permukaan rata dan tidak menyudut.
Pengendalian
terhadap pekerja yang bekerja di industri perikanan mengandung aspek pengarahan
kebiasaan, pemberian perlengkapan, pelayanan kesehatan dan pemberian pengertian
dan pengetahuan agar pekerja tidak merupakan penyebab cemaran, kerusakan dan
terlanggarnya nilai estetika ikan yang diolah.
Praktek
lapangan ini dilaksanakan Di PT. Siger Jaya Abadi Jalan Raya Tanjung Bintang
Desa Serdang No. 99 Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan. Untuk
menghasilkan mutu rajungan yang baik maka PT. Siger Jaya Abadi menerapkan
sanitasi dan higiene pada pengolahan pangan seperti pada sistem sanitasi
lingkungan, higiene karyawan, sanitasi dan higiene pada alat dan mesin, serta
penaganan bahan baku. Sanitasi pekerja yang diterapkan misalnya, sebelum
memasuki ruangan produksi harus menggunakan pakaian pekerja, sarung tangan,
penutup kepala, serta sepatu boot yang bersih. Selain itu diwajibkan mencuci
tangan menggunakan air hangat yang telah disediakan, dengan tujuan untuk
menghindari kontaminasi bakteri yang berasal dari tangan pekerja. Sanitasi alat
misalnyn perenda pencucian alat dengan air bersih dan klorin.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi dan Klasifikasi Rajungan (Portunus
pelagicus)
Rajungan
merupakan salah satu famili dari kepiting yang banyak diperjual belikan. Mosa
(1980) dalam Suadela (2004) menyebutkan bahwa di Indo Pasifik Barat
jenis kepiting dan rajungan diperkirakan ada 234 jenis, sedangkan di Indonesia
ada sekitar 124 jenis. Empat jenis rajungan diantaranya yang dapat dimakan (edible
crab) selain tubuhnya berukuran besar juga tidak menimbulkan keracunan,
yaitu jenis Portunus pelagicus (rajungan), Portunus sanguinolentus (rajungan
bintang), Charybdis feriatus (rajungan karang) dan Podopthalmus vigil
(rajungan angin). Klasifikasi rajungan menurut Kangas (2000) adalah sebagai
berikut:
Filum :Arthropoda
Kelas :Crustacea
Sub kelas :Malacostraca
Ordo :Decapoda
Famili :Portunidae
Genus :Portunus
Spesies :Portunus pelagicus
Nama lokal :Rajungan
Nama FAO :Blue swimmer crab, blue manna crab,
sand crab, blue crab
Rajungan
hidup di perairan dangkal (mencapai 50 meter) dengan substrat berpasir sampai
berpasir lumpur. Portunus pelagicus banyak berada di area perairan dekat
karang, mangrove dan padang lamun. Juvenilnya banyak ditemukan di daerah
intertidal. Rajungan dewasa pada umur 1 tahun. Sumberdaya rajungan banyak
ditangkap oleh nelayan dengan menggunakan perangkap buatan, trawl, pukat pantai
dan jaring lingkar. Rajungan ditangkap dalam jumlah yang sangat banyak untuk
dijual dalam bentuk segar dan beku di pasaran lokal. Adapula yang diolah di
industri pengolahan dan pengalengan rajungan. Jika dibandingkan dengan tiga
spesies rajungan yang lainnya, jenis Portunus pelagicus paling banyak
dipasarkan di pasar internasional seperti Asia Tenggara. Harga pasaran berkisar
antara US$3-5/kg untuk rajungan segar, sedangkan rajungan hidup harga jualnya
berkisar antara US$5-8/kg. Penyebaran rajungan meliputi wilayah barat pasifik
dan hindia.
Portunus
pelagicus secara morfologi paling mirip dengan
jenis Portunus trituberculatus. Namun, secara spesifk dapat dilihat dari
jumlah duri frontal. Jenis P. pelagicus berjumlah empat, sedangkan P.
trituberculatus berjumlah tiga buah. Jenis P. pelagicus karapasnya
bercorak totol-totol, jantan berwarna biru sedangkan betina berwarna hijau
pudar (FAO, 1998). Tingkah laku rajungan (Portunus pelagicus)
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor alami dan buatan. Faktor alami
diantaranya adalah perkembangan hidup, kebiasaan makan, pengaruh siklus bulan
dan reproduksi. Sedangkan faktor buatan utama yang mempengaruhi tingkah laku
rajungan adalah penggunaan umpan pada penangkapan rajungan dengan menggunakan crab
poots. Rajungan adalah perenang aktif, tetapi saat tidak aktif mereka
mengubur diri dalam sedimen dengan ruang insang terbuka serta menyisakan mata
dan antena di permukaan dasar laut (FishSA 2000 dalam Suadela 2004).
Susilo
(1993) dalam Suadela (2004) menyebutkan bahwa perbedaan fase bulan
memberikan pengaruh nyata terhadap tingkah laku rajungan (Portunus pelagicus),
yaitu ruaya dan makan. Fase bulan gelap, cahaya bulan yang masuk ke dalam
perairan relatif tidak ada, sehingga perairan menjadi gelap. Hal ini
mengakibatkan rajungan tidak melakukan ruaya serta aktivitas pemangsaannya
berkurang. Hal tersebut ditunjukkan dengan perbedaan jumlah hasil tangkapan
antara fase bulan gelap dan bulan terang, dimana rajungan cenderung lebih
banyak tertangkap saat fase bulan terang, sedangkan fase bulan gelap rajungan
lebih sedikit tertangkap. Oleh sebab itu, waktu yang paling baik untuk
menangkap rajungan adalah malam hari saat fase bulan terang (Kangas 2000).
2.2. Pengertian Sanitasi dan Higiene

Pengertian
higiene menurut Depkes tahun 2008 adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara
dan melindungi kebersihan individu subjeknya. Misalnya, mencuci tangan untuk
melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring,
membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara
keseluruhan. Sedangkan sanitasi dapat didefinisikan sebagai usaha pencegahan
penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang
berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut. Secara luas ilmu
sanitasi merupakan penerapan dari prinsip-prinsip yang akan membantu
memperbaiki, mempertahankan, atau mengembalikan kesehatan yang baik pada
manusia (Fathonah, 2005).
Higiene
juga mencakup upaya perawatan kesehatan diri, termasuk ketetapan sikap tubuh.
Upaya higiene mencakup perlunya perlindungan bagi pekerja yang terlibat dalam
proses pengolahan makanan agar terhindar dari sakit, baik yang disebabkan oleh
penyakit pada umumnya, penyakit akibat kecelakaan ataupun penyakit akibat
prosedur kerja yang tidak memadai (Depkes, 2006).
Apabila
ditinjau dari kesehatan lingkungan, pengertian higiene adalah usaha kesehatan
yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya
mencegah timbulnya penyakit karena faktor lingkungan. Ke dalam pengertian tersebut
termasuk pula upaya melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan
manusia (perorangan/individu dan masyarakat), sedemikian rupa sehingga berbagai
faktor linkungan yang tidak menguntungkan tidak sampai menimbulkan penyakit
(Fathonah, 2005).
Pada
hakikatnya higiene dan sanitasi mempunyai pengertian dan tujuan yang hampir
sama yaitu mencapai kesehatan yang prima. Higiene lebih banyak membicarakan
masalah bakteri sebagai penyebab timbulnya penyakit. Sedangkan sanitasi lebih
banyak memperhatikan masalah kebersihan untuk mencapai kesehatan (Depkes, 2006).
2.3. Sanitasi dan Higiene Alat dan Bahan

Berdasarkan
pada standar sanitasi dan higiene, desain alat dituntut agar dibuat dari bagan
yang mudah dibersihkan, dan semua bagian permukaan mudah dijangkau oleh alat
pembersih dalam operasi pembersihannya. Selain itu, bahan yang digunakan untuk
pembuatan mesin dan peralatan tahan dari pengaruh bahan yang diolah, atau dari
detergen yang digunakan sebagai pembersih. Kontruksi yang tidak memenuhi syarat
sanitasi dan higiene mudah menyebabkan terjadinya kontaminasi bahan dari
serpihan kayu, logam, serta lunturan cat peralatan yang digunakan.
Peralatan
harus segera dibersihkan dan disanitasi/didesifeksi untuk mencegah kontaminasi
silang pada makanan, baik pada tahap persiapan, pengolahan, dan penyimpanan
sementara. Peralatan pengolahan seperti alat pemotong, papan pemeotong
(talenan), bak-bak pencucian/penampungan, alat pengaduk, alat penyaring, alat
memasak merupakan sumber kontaminasi potensial bagi pangan. Peralatan
pengolahan atau peralatan lainnya yang kontak langsung dengan makanan biasanya
menjadi sumber pencemaran, karenanya harus dipilih yang mudah dibersihkan dan
terbuat dari bahan yang tahan karat. Tata letak peralatan harus memenuhi urutan
proses juga memenuhi persyaratan sanitasi yaitu mudah dibersihkan, mudah
dibongkar pasang, dan mudah operasinya
(Soekarto, 1990 dalam Ramiadi,
2008).
Senyawa yang kotor umumnya dapat diduga mengandung sejumlah besar mikroba (bakteri). Senyawa yang busuk atau terdekomposisi mengandung banyak sekali bakteri dan kapang. Proses pembusukan merubah sifat fisik dan kimia makanan yang mungkin menyebabkan adanya bahan-bahan kimia berbahaya. Bahan baku yang berupa ikan dan alat kerja merupakan media pertumbuhan bagi mikroorganisme, dimana mikroorganisme dalam pertumbuhannya bergantung pada inangnya yang dapat membusukkan protein, memfermentasikan karbohidrat dan menjadikan minyak dan lemak berbau tengik. Penguraian protein melalui proses enzimatik dengan bantuan oksigen/tanpa oksigen (Supardi et al., 1998).
Untuk
mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan tersebut maka menurut pambayun et al.,(2001), diperlukan usaha-usaha
sebagai berikut:
1. Sumber bahan harus berada dekat dengan pabrik. Hal ini
dimaksudkan agar kerusakan selama tranportasi dapat dihindari dan durasi atau
selang waktu antar pemanenan dengan pengolahan relatif lebih singkat.
2. Pelaksanaan pemanenan dilakukan dengan benar.
3. Sarana dan prasarana transportasi harus memadai, agar tidak
terjadi kerusakan mekanis pada bahan pangan.
4. Pekerja pegangkutan harus menguasai pengetahuan dan teknis
pegangkutan yang baik terutama untuk bahan yang diangkut.
5. Bahan harus segera ditangani dan diolah sesampai di pabrik.
Semakin cepat diolah semakin lebih baik kualitas hasilnya.
6. Bahan tertentu memerlukan penanganan khusus agar kerusakan dan
kontaminasi dicegah.
2.4. Sanitasi Lingkungan Pabrik
Menurut WHO, sanitasi
lingkungan adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang
mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi
perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia (Sri Winarsih, 2008).
Lingkungan merupakan suatu tempat yang digunakan
untuk bekerja oleh para pekerja dalam mengendalikan proses-proses pengolahan.
Lingkungan pabrik meliputi bangunan pabrik, mesin, dan peralatan. Lingkungan
pabrik dibagi menjadi dua lingkungan yaitu lingkungan di dalam pabrik dan
lingkungan di luar pabrik. Lingkungan dalam pabrik meliputi bangunan bagian
dalam pabrik dimana bagian itu perlu diperhatikan dari sudut sanitasi, seperti
diantaranya lantai, dinding, langit-langit, atap, pencahayaan, dan kondisi
kelembapannya. Bagian-bagian itu harus memenuhi syarat-syarat konsumsi saniter,
artinya dari segi kontruksinya memenuhi syarat untuk suatu industri (Buckle et al., 1987).

Setiap
cara pembuangan sampah atau sisa hasil pengolahan yang dapat menulari
penyediaan air untuk pengolahan tidak dibenarkan. Cara pembuangan sampah dan
sisa hasil pengolahan harus memenuhi sistem yang telah ditentukan oleh
pemerintah daerah setempat. Sampah dan sisa hasil pengolahan harus dibuang dari
lingkungan tempat pengolahan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu hari.
Tempat pembuangannya harus jauh dari tempat tinggal masyarakat dan diusahakan
tidak dihinggapi oleh serangga, dan binatang-binatang laiinya. Caranya dapat
dilakukan dengan pemendaman (Purwaningsih, 1995)
Kebersihan lingkungan kerja
juga berdampak pada kebersihan di luar perusahaan. Kotoran yang masuk ke dalam
selokan hendaknya dikelola secara baik supaya tidak menimbulkan masalah
kesehatan masyarakat pada umumnya (Mukono, 2002). Kondisi
lingkungan kerja yang licin ini merupakan faktor bahaya bagi tenaga kerja
tertentu dan dapat mengganggu keselamatan kerja (Sahab, 1997).
2.5. Higiene Pekerja
Personal hygiene
berasal dari bahasa Yunani yaitu personal artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Higiene perorangan adalah tindakan
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Pekerja
yang menangani produk dalam suatu industri pangan merupakan sumber kontaminasi
mikroba serta dapat menjadi sarana penyebab penularan penyakit dan keracunan.
Higiene pekerja menunjukkan kebersihan tubuh yang erat kaitannya dengan pekerja
itu sendiri (Pambayun et al., 2001).
Karyawan yang bekerja diruang pengolahan makanan harus selalu dalam keadaan bersih, menggunakan baju pekerja, menggunakan sarung tangan, penutup kepala, tidak boleh memakai perhiasan selama berada diruang produksi, menggunakan sepatu yang telah disediakan oleh pabrik, serta sepatu tidak boleh digunakan di luar pabrik. Karyawan yang sedang sakit atau diduga masih membawa penyakit atau baru sembuh dari penyakit hendaknya dibebaskan dari pekerjaan yang berhubungan langsung dengan makanan, karena mikroba baik virus atau bakteri yang berasal dari karyawan bersangkutan dapat mengkontaminasi makanan, atau sebaiknya karyawan yang sedang sakit hendaknya di istirahatkan.
Sumber
kontaminan potensial ini terdapat selama jam kerja dari pekerja yang menangani
produk. Setiap kali tangan pekerja berkontak dengan bagian tubuh yang
mengandung mikroba seperti salmonella
dan staphylococus, maka tangan
tersebut akan terkontaminasi dan mengkontaminasi makanan, sehingga dalam setiap
proses produksi baik mulai dari penerimaan bahan baku, pencucian, penyortiran,
tahap produksi, hingga pembekuan sangat diperhatikan tingkat sanitasi dan higiene
agar produk yang dihasilkan bebas dari kontaminasi mikroba.
Penyebaran
mikroorganisme ke dalam makanan dapat melalui tangan, kulit, dan rambut
manusia. Tangan adalah tempat utama penyebaran bakteri dari suatu benda atau
makanan ke benda lain atau makanana lain. Untuk itu, maka pihak perusahan
menyediakan peralatan pelindung bagi karyawan diantarannya sarung tangan,
penutup rambut atau kepala, masker, sepatu, dan lain sebagainya.
Karyawan
harus membiasakan mencuci tangan dengan bersih, terutama setelah keluar dari
jamban atau kamar mandi dan sebelum mengolah ikan. Karyawan yang melakukan
pekerjaan penanganan, pengolahan, atau pewadahan harus mencuci tangan terlebih
dahulu sengan baik san sempurna. Cuci tanga dilakukan dengan air hangat kuku
dan sabun setiap kali akan memulai ataupun menyelesaikan suatu pekerjaan.
Karyawan yang bekerja dengan tangan telanjang tidak diperbolehkan menggunakan
cat kuku.
PROFIL PERUSAHAAN

PT.
Siger Jaya Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan hasil
perikanan yaitu rajungan yang dikalengkan.Perusahaan ini terletak di Jalan Tanjung
Bintang No.99 desa Serdang, kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan. PT Siger Jaya Abadi ini di pimpin
oleh Bapak Pulung Nugroho. Pada tanggal 02 November 2011, PT Siger Jaya Abadi mulai
berdiri dan memulai usaha barunya yaitu pengalengan rajungan, yang telah
mengembangkan bisnisnya sampai ekspor rajungan kaleng ke Amerika dan Amerika
Latin melalui “Blue Star “ selaku buyer.
PT Siger Jaya Abadi sudah
memiliki sertifikat Good
Manufacturing Practices (GMP) dengan nomor
1941/18/SKP/BK/III/2014 dan sertifikat HACCP dengan nomor
046/SM/HACCP/PL/03/14.
4.2. Lokasi Perusahaan
PT Siger Jaya Abadi berlokasi di
lampung selatan tepatnya di Jalan Tanjung Bintang no 99 desa Serdang, kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan. Telepon(0721)350373-350374, fax
(0721)350376
Lokasi PT Siger Jaya Abadi memiliki
batas-batas wilayah yaitu:
Sebelah utara : Jalan desa
Sebelah selatan : Tanah kosong
Sebelah barat : Perusahaan Toyota bio
Sebelah timur : Rumah tinggal
4.3.
Visi dan Misi Perusahaan
Adapun yang menjadi
visi dan misi PT Siger Jaya Abadi adalah :
1. Visi
Menjadi Perusahaan perikanan
nasional yang mandiri dan handal.
2. Misi
a. Mempertahankan
dan mengembangkan hubungan bisnis yang berkesinambungan dan saling
menguntungkan dengan semua pembeli/pelanggan.
b. Mengembangkan
produk perikanan (seafood) yang
berkualitas dan marketable.
4.4.
Struktur Organisasi
PT. Siger Jaya Abadi dipimpin oleh Dewan Komisaris
dan Direktur Utama yang membawahi administration
manager, general manager, purchasing manager, marketting manager, crab meat
factory manager, valua added product project officer, quality control manager,
mechanical engineering manager.
Administration
manager membawahi staff keuangan, staff kasir
dan staff NBB. General manager membawahi staf HRD dan staf umum.
Purchasing manager membawahi manajer area dan purchasing staf. Crab
meat factory manager membawahi crab meat production manager yang
juga membawahi staf produksi crab meat. Value added product project
officer membawahi value added product production manager yang juga
membawahi staf produksi value added product. Mechanical engineering
manager membawahi staf mechanical engineering. Crab meat quality
control manager membawahi staf crab meat quality control. Value
added product quality control manager membawahi staf value added product
quality control. Marketing manager membawahi staf marketing.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat skemastruktur organisasi PT. Siger Jaya
Abadi pada lampiran III.
4.5.
Ketenagakerjaan

Perusahaan ini
memberikan fasilitas yang memadai pada pekerjanya untuk mendukung produktivitas
kerja, baik pada karyawan tetap maupun tidak tetap. pada karyawan tetap
disediakan mesh untuk tinggal dan bagi karyawan tidak tetap disediakan ruang
ganti, seragam lengkap dengan topi, sepatu boot, dan mushola serta tempat
parkir bagi para pekerja.
Fasilitas pendukung produksi yang dimiliki
perusahaan antara lain Laboratorium Mikrobiologi, ruang ganti, ruang produksi,
ruang pasteurisasi, ruang pendingin, ruang mesin, gudang, tempat pengolahan
air, dan tempat pengolahan air limbah. Sedangkan fasilitas yang disediakan
perusahaan untuk karyawan antara lain mushola, mess karyawan, toilet karyawan,
kantin, kolam ikan, dan kebun sayur
BAB
5.1.
Kebersihan karyawan
Karyawan terutama yang
bekerja langsung dengan bahan pangan atau pengolahan dalam pangan dapat
mencemari produk yang diolah tersebut, baik berupa cemaran fisik, kimia maupun
biologis. Oleh karena itu hygiene karyawan merupakan salah satu hal penting
yang harus diperhatikan dalam produksi suatu produk makanan, agar produk yang
dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi dan bermutu tinggi.
Adapun tata cara
hygiene karyawan yang diterapkan oleh PT. Siger Jaya Abadi untuk dapat memasuki
ruang produksi antara lain sebagai berikut:
1.
Tidak mengenakan
cincin, jam tangan, perhiasan dan kacamata.
2.
Tidak
diperkenankan membawa obat-obatan, rokok, maupun makanan dan minuman kedalam
ruang proses produksi
3.
Kesehatan badan,
meliputi: harus sehat, tidak diare, tidak flu, kondisi suhu badan normal, tidak
mengidap penyakit yang membahayakan seperti hepatitis, typus, kholerae, TBC,
dan asma.
4.
Kebersihan badan
harus diperhatikan seperti tidak luka, kuku pendek, tidak memakai kutek, dan
tidak menggunakan kuku palsu.
5.
Tidak
diperbolehkan membawa streples, cutter, klep kedalam ruang proses.
6.
Kalkulator dan
alat tulis lainnya hanya boleh dibawa oleh adm dan supervisior yang telah
ditunjuk.
7.
Tidak
menggunakan bahan-bahan kosmetik seperti parfum, minyak wangi, handbody,
make-up, lipstik, bedak, serta bahan apapun yang mempunyai wangi yang sangat
menyengat.
8.
Memakai seragam
yang telah ditentukan oleh perusahaan seperti: baju seragam, afron, masker,
tutup kepala, sepatu boot. Dilarang menggunakan uniform yang memiliki
manik-manik, aksesoris maupun jarum pentol.
9.
Bagi laki-laki
tidak diperkenankan untuk berambut panjang, bagi pria yang berkumis harus
memakai jilbab atau ninja
10. Bagi
tamu (visitor) yang ingin memasuki ruang proses produksi maka akan dillakukan
pengecekan untuk seluruh peralatan yang dibawa dan digunakan oleh tamu.
pengecekan dilakukan oleh pengawas dalam sebelum dan sesudah memasuki ruang
produksi seperti pengecekan HP, kamera, kacamata, alat tulis dan lain
sebagainya. Dan seluruh tamu harus mematuhi segala peraturan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
11. Tidak
diperbolehkan membawa HP kedalam ruang proses produksi.
12. Semua
peralatan yang masuk atau keluar ruang proses produksi diperiksa oleh pengawas
dalam
Prosedur pencucian
tangan yang diterapkan oleh PT. Siger Jaya Abadi untuk dapat masuk ke ruang
produksi adalah sebagai berikut:
1.
Cuci tangan
dengan air
2.
Cuci muka dengan
air
3.
Cuci tangan
dengan sabun
4.
Cuci tangan
dengan air hangat
5.
Cuci tangan
dengan air klorin 50 ppm
6.
Keringkan dengan
hand dryer
7.
Semprotkan
dengan alkohol 70%
8.
Roll baju untuk
memastikan tidak ada bahanya fisik yang menempel pada baju yang dapat mencmari
produk seperti: ramput, benang, seranggga, pasir, danyang lainnya.
5.1.1. Jenis
sanitizer
Jenis
sanitizer yang digunakan di PT. Siger Jaya Abadi adalah sebagai berikut:
1.
Alkohol 70%

2.
Klorin
Klorin
merupakan bahan sanitasi yang sangat penting dalam industri pengolahan.
Penggunaan klorin di PT. Siger Jaya Abadi digunakan untuk pencucian tangan,
pencucian peralatan, pencucian sepatu boot, pencucian tangan di ruang produksi
yang dilakukan sekali dalam 1 jam, klorin untuk proses chilling serta klorin
untuk pencucian es saat masuk ke ruang penerimaan (receiving room). Penggunaan
klorin pada setiap proses mempunyai kadar yang berbeda-beda. Klorin yang akan
digunakan akan diukur kadarnya apakah telah sesuai dengan standar yang telah ditentukan
dengan menggunakan chlorine test. Jika kadar klorin yang digunakan terlalu
banyak (bau klorin terlalu pekat) maka akan ditambahkan dengan air agar sesuai
dengan standar yang telah ditentukan perusahaan.
3.
Sabun clean and
smooth
Sabun
clean and smooth merupakan handsoap yang digunakan untuk mencuci tangan para
karyawan. Sabun clean and smooth yang digunakan merupakan sabun food grade,
tidak berwarna aatu warna putih bening dan aromanya tidak menyengat atau
netral, sehingga tidak mempengaruhi produk dan aman digunakan untuk pencucian
tangan karyawan saat sebelum memasuki ruang proses produksi.
4.
Sabun soil off
II
Sabun
soil off II merupakan sabun food grade yang digunakan untuk mencuci peralatan
yang digunakan pada proses produksi misalnya untuk pencucian nampan, meja,
blong, keranjang dan lain sebagainya.
Sabun soil off II yang digunakan ini berwarna biru, berbau netral, sehingga
peralatan yang dicuci dengan sabun ini tidak mempengaruhi dan mengkontaminasi
produk. Adapun prosedur pencucian peralatan yang dilakukan di PT. Siger Jaya Abadi
ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:
1.
Pencucian dengan
air sabun soil off II
2.
Pencucian dengan
air biasa
3.
Pencucian dengan
air klorin 100 ppm
5.2.
Sanitasi Bahan Baku
5.2.1. Bahan
baku
Bahan baku atau bahan utama yang digunakann
di PT.Siger Jaya Abadi ini adalah rajungan (portunus sp). Rajungan diperoleh
dari suplier dalam bentuk meat dan rajungan RC. Rajungan ini diperoleh dari
berbagai suplier dari berbagai daerah. Rajungan dalam bentuk meat diperoleh
dari batam, bangka, belitung, serang, lampung, kalimantan dan nusa tenggara,
sementara untuk rajungan cook diperoleh dari daerah sekitar lampung yaitu
daerah maringgai, teladas, seputih, ramajitu serta dari palembang. Rajungan
yang telah masuk ke ruang receiving akan segera disimpan di dalam cold storage
agar proses rantai dingin tetap terkendali.
Rajungan yang masuk ke PT. Siger
Jaya Abadi dalam bentuk meat telah dikemas dalam toples, plastik dan mika, yang
disususn rapi dalam fiber kemudian dilapisi dengan es. bahan baku berupa meat
jika akan di proses maka akan masuk ke ruang check meat sementara rajungan
dalam bentuk rajungan cook akan masuk ke ruang de back. Rajungan dalam bentuk
meat akan di check mutunya oleh QC untuk memastikan daging tersebut masih dalam
kondisi segar atau telah basi, jika ditemukan meat yang telah masih maka meat
tersebut akan segera di reject karena tidk layak untuk di proses lagi. Untuk
meat yang telah dicheck akan disimpan lagi dalam fiber dan dilapisi dengan es.
Sementara untuk rajungan cook (RC) akan masuk ke ruang de back. Di dalam
ruangan ini rajungan cook (RC) akan di check dan dipisahkan berdasarkan tingkat
kesegaran, mutu dan ukurannya. Rajungan
cook (RC) yang telah di check ini akan masuk ke ruang picking untuk di proses.
Sebelum rajungan akan di proses,
rajungan baik dalam bentuk meat ataupun rajungan cook (RC) akan diperiksa atau
di check terlebih dahulu di laboratorium pabrik, untuk mengetahui apakah
rajungan tersebut mengandung chloramphenicol (CAP) atau tidak serta memeriksa
kandungan bakteri dalam daging yaitu
Total Plate Count (TPC). Setelah di check dilaboratorium dan laboratorium
mengatakan bahwa rajungan layak untuk di proses dan telah memenuhi standar yang
telah ditentukan maka rajungan dapat di proses lebih lanjut.

5.3.
Bahan penunjang
5.3.1. Air
Air merupakan bahan yang paling
banyak digunakan dalam berbagai tahapan proses produksi terutama pada proses
pencucian, hampir semua zat dapat larut dalam air,olah karena air merupakan
sumber kontaminasi yang paling relatif pada produk yang akan di olah. Air yang
digunakan dalam suatu proses pengolahan makanan harus memenuhi standar yang
telah ditentukan. Air yang digunakan dalam di PT. Siger Jaya Abadi ini adalah
air sumur yang diperoleh lingkungan pabrik tu sendiri dengan ciri-ciri air
tidak berwarna (jernih), tidak berasa, tidak berbau dan bebas dari cemaran
logam berat, mikroba patogen serta bebas dari cemaran limbah. Adapun fungsi air
dalam pabrik ini digunakan untuk proses pencucian tangan, pembersihan
peralatan, proses pasteurisasi, proses chilling, serta proses dipping. Mutu dan
keamanan air yang digunakan di PT. Siger Jaya Abadi ini telah diuji di
Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Lampung,
dimana pengujian ini dilakukan sekitar 6 bulan sekali yaitu dengan standar air
minum.
5.3.2.
Es
Es adalah air yang didingankan
sampai mencapai titik beku air (0%) sehingga membentuk kristal-kristal es
kompak dan keras. Es tersebut digunakan untuk menurunkan suhu atau mendinginkan
rajungan serendah mungkin, sehingga aktivitas mikroba dapat terhambat, dan
rajungan dapat mempertahankan tingkat kesegarannya sampai akhir produksi.
Es yang digunakan di PT. Siger Jaya Abadi ini diperoleh dari PT. Indokom, dimana lokasi pengambilan es ini tidak jauh dari PT. Siger Jaya Abadi. Es ini diangkut menggunakan truk. Es yang diperoleh dari PT. Indokom ini berupa es curah dan es balok, untuk es curah akan dikemas dalam fiber. Sebelum masuk ke ruang receiving es balok tersebut akan disiram terlebih dahulu dengan air klorin 50 ppm, begitu pula dengan es curah untuk memasuki ruang receiving fiber es curah terlebih dahulu disiram dengan menggunakan air klorin 50 ppm. Untuk penggunaannya, es curah digunakan untuk untuk pendinginan meat, sementara es balok digunakan untuk untuk proses chilling, tetapi sebelum digunakan es balok ini terlebih dahulu digiling dengan menggunakan ice cruiser di dalam pabrik. Untuk mutu dan keamanan es yang digunakan di PT. Siger Jaya Abadi ini diuji di laboratorium yang sama dengan pengujian air yaitu di Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Lampung, diman apengujian juga dilakukan sekali dalam 6 bulan dengan standar telah memenuhi standar telah memenuhi standar air minum.
5.4.
Sanitasi peralatan
Alat-alat yang digunakan di PT. Siger Jaya Abadi ini terbuat dari bahan plastik dan stainless steel yang bersifat halus, tahan air dan tidak berkarat, sehingga dapat menjamin pelaksanaan sanitasi dan hygiene proses produksinya. Adapun alat-alat yang digunakan di PT. Siger Jaya Abadi ini adalah sebagai berikut:
5.4.1. Blong
Blong merupakan alat yang digunakan
sebagai tempat sampah maupun limbah padat. Blong yang digunakan ini terbuat
dari plastik bebentuk silinder dan memiliki tutup. Blong ini ditutup berfungsi
agar tidak mengundang serangga ataupun binatang lainnya serta bau tidakk ada
lagi sisia menyebar. Cara pembersihan blong ini yaitu dibersihkan dengan
menngunakan air dan sabun hingga tidak ada lagi sisa-sisa limbah yang menempel
pada dinding blong kemudian akan dicuci dengan air klorin 100 ppm.
5.4.2. Fiber
Fiber merupakan alat atau wadah yang
digunakan sebagai tempat untuk menyimpan daging rajungan. Fiber ini digunakan
sebagai wadah rajungan baik dalam bentuk meat maupun rajungan cook (RC). Fiber
yang digunakan ini berbentuk segi empat dan mempunyai beragam warna, dimana
setiap warna memiliki fungsi yang berbeda-beda. Fiber biru digunakan sebagai
wadah meat plant, fiber kuning digunakan sebagai wadah es plant, fiber
orange/merah digunakana sebagai wadah rajungan cook (RC) plant, dan fiber hijau
digunakan sebagai wadah meat atau rajungan cook (RC) reject. Untuk pembersihan
fiber ini, akan dicuci dengan air klorin 100 ppm setelah selesai digunakan dan
kemudian akan disusun rapi dan ditiriskan.
5.4.3. Ember
Ember merupakan sebuah alat yang
terbuat dari bahan plastik. Untuk
mencengah kontaminasi dan penggunaan ember pada fungsi yang lain, ember ini
mempunyai warna yang berbeda-beda, dimana setiap warna mempunyai fungsi masing-masing,
ember biru digunakan untuk tempat sampah plastik atau mika meat, ember merah
hati sebagai tempat air klorin untuk cuci tangan, ember abu-abu digunakan
sebagai tandon air. Untuk pembersihannya, ember akan dicuci bersih dengan sabun
soil off II kemudian dibilas dengan air dan tahap terakhir ember akan dicuci
dengan air klorin 100 ppm lalu ditiriskan.
5.4.4. Nampan
Nampan adalah alat yang terbuat dari
plastik. Nampan yang digunakan di PT. Siger jaya Abadi ini terdiri dari
beberapa ukuran diantaranya: nampan kotak besar, nampan kotak kecil, dan nampan
bulat. Peralatan untuk proses ini digunakan sesuai “color of conduct”
Masing-masing ukuran dan warna mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Supervisior
dan QC sanitasi akan memantau setiap penggunaan peralatan ini agar tidak
menyebabkan kontaminasi pada produk. Untuk nampan kotak besar warna biru
digunakan sebagai wadah es pada bagian picking, nampan kotak besar warna hijau
digunakan sebagai wadah meat/daging rajungan pada bagian picking, nampan kotak
besar warna merah digunakan sebagai wadah meat finish good, nampan kotak hijau
tua besar digunakan sebagai wadah cangkang rajungan sementara pada bagian
picking. Untuk nampan kotak kecil akan digunakan sebagai wadah meat untuk
melewati metal detector. Nampan bulat ungu digunakan untuk filling meat, nampan
bulat merah digunakan sebagai alas kaleng setelah diisi meat, sedangkan nampan
bulat biru bolong digunakan sebagai wadah es. Adapun cara pembersihannya,
nampan ini akan dicuci secara berkala selama proses berlangsung setiap terlihat
kotor setelah selesai proses produksi, adapun tahapan pencucian nampan ini
yaitu:
-
Pencucian dengan
air sabun
-
Pencucian dengan
biasa
-
Pencucian dengan
air klorin 100 ppm

5.4.5. Tangki
pasteurisasi dan basket pasteurisasi
Tangki pasteurisasi merupakan alat
yang digunakan sebagai wadah untuk proses pasteurisasi, chilling serta dipping.
Tangki pasteurisasi ini terbuat dari bahan stainless steel sehingga tidak mudah
berkarat, tahan panas dan tahan air., sehingga sangat efektif digunakan untuk
proses pengolahan suata bahan pangan. tangki pasteurisasi pada PT. Siger Jaya
Abadi ini terdapat 4 tangki pasteurisasi, dimana 1 tangki digunakan untuk
proses dipping, 1 tangki untuk proses chilling dan 2 tangki untuk proses
pasteurizing. Masing-masing tangki ini akan diisi dengan air, untuk proses
chilling tangki akan diisi dengan air kemudian dicampur dengan es. Begitu pula
dengan tangki untuk proses dipping, tangki akan diisi dengan air dan es.
Sementara untuk pasteurizing akan diisi dengan air sampai batas yang telah
ditentukan kemudian dipasnakan hingga mencapai suhu 186,50F-187,50F.
Setelah mencapai suhu yang telah ditentukan proses pasteurizing dapat
berlangsung dengan pengontrolan suhu secara tetap yaitu sekali dalam 5 menit.
Untuk proses pembersihannya masing-masing air dalam tangki akan diganti secara
berkala, jika air dala tangki terlihat kotor maka air akan diganti, dan setiap
proses akan dimulai tangki akan dibersihkan dengan menggunakan spons.
Sementara basket pasteurisasi adalah
wadah yang terbuat dari stainless steel juga. Basket pasteurisasi ini digunakan
sebagai wadah kaleng untuk di pasteurizing. Kaleng yang telah diisi meat dan
telah diberi kode akan disusun dalam basket ini untuk kemudian di
pasteurisasi.
5.4.6. Basket

5.4.7. Meja
Meja merupakan alat yang digunakan
sebagai meletakkan meat atau rajungan cook (RC). Meja yang terdapat pada ruang
proses produksi ini terbuat dari bahan stainless steel. Meja merupakan alat
yang kontak langsung dengan bahan, dan jika sanitasi dan kebersihannya tidak
dijaga dapat mengkontaminasi produk, sehingga kebersihan dari meja harus tetap
dikontrol agar tidak terjadi kontaminasi silang pada produk. Untuk menjaga
kebersihannya, sesudah proses produksi selesai meja akan dibersihkan dengan
soil off II dan kemudian disikat hingga sisa-sisa ikan tidak ada yang menempel
pada meja kemudian disiram dengan air. meja akan disanitasi dengan air klorin
sebelum dan sesudah proses dan secara berkala selama proses produksi setiap
terlihat kotor.
5.4.8. Mesin
seamer
Mesin seamer merupakan mesin yang
digunakan untuk menutup kaleng yang telah diisi dengan meat. Untuk kebersihan
mesin seamer ini, sebelum proses seaming akan dimulai mesin ini terlebih dahulu
dibersihkan dengan menyemprotkan alkohol 70% ke mesin seaming, penyemprotan
alkohol ini dilakukan secara berkala pada proses, yaitu biasanya dilakukan 3
kali penyemprotan selam proses yaitu: pagi sebelum proses, siang setelah
istirahat, dan kemudian sore hari setelah proses selesai dan pada akhir proses
juga mesin akan dibersihkan dengan menggunakan angin yang diarahkan ke mesin,
hal ini bertujuan agar debu yang menempel pada mesin terbuang sehingga tidak
mengkontaminasi produk.
5.4.9. Troli
Troli merupakan alat transportasi
perlengkap produksi. Troli ini digunakan untuk mengangkut berbagai barang dari
ruangan yang satu ke ruangan yang lain. Troli ini digunakan untuk mengangkut
fiber es, fiber meat, mengangkut peralatan seperti nampan. Untuk kebersihan
troli, troli akan dibersihkan dengan sabun, kemudian akan dicuci dengan air
klorin pada akhir produksi.

Kaleng merupakan wadah meat.
Kebersihan kaleng harus terjaga karena kontak langsung dengan meat. Sebelum
digunakan kaleng terlebih dahulu diperiksa keadaan fisiknya. Kaleng yang
digunakan sebagai wadah meat tidak berkarat, kaleng tidak tergores, tidak
peyok, dan kondisi fisik kaleng harus benar-benar baik, jika ditemukan kondisi
kaleng cacat maka kaleng akan di reject. Setelah kaleng diperiksa kemudian
kaleng akan dicuci besih dengan menggunakan air panas/hangat dengan suhu 300C
kemudian kaleng akan ditiriskan dan dikeringkan.
5.5.
Sanitasi Lingkungan Pabrik
5.5.1. Halaman
Pada pabrik terdapat halaman yang terletak didepan pabrik. Adapun
sanitasinya yang dilakukan cukup disapu dengan sapu lidi tiap hari oleh karyawan yang sudah terdaftar dalam jadwal
piket.
5.5.2.
Ruang ganti
Ruang ganti merupakan tempat
karyawan untuk mengenakan seragam sesuai denngan persyaratan yang ditentukan
oleh pihak perusahaan. Ruang ganti ini juga yaitu tempat untuk meletakkan
seragam karyawan baik berupa sepatu boot, seragam, penutup kepala serta masker.
Untuk menjaga kebersihan ruang ganti ini, para karyawan harus meletakkan baju
dan sepatu boot harus terpisah. Kebersihan ruangan ganti dibersihkan oleh
karyawan sudah ditetapkan, untuk kebersihan lantai ruang ganti akan disapu dan
dipel secara berkala setiap kali terlihat kotor, sepatu akan disusun rapi pada
tempatnya demikian juga dengan baju seragam akan digantung dan disusun pada
tempat yang telah ditetapkan.
5.5.3. Lantai

5.5.4. Langit-langit
Pada bagian langit-langit dilengkapi
dengan asbes yang mampu menutupi rancangan didalamnya dan setap pake yang
terdapat pada asbes akan ditutup. Untuk kebersihan setiap langit-langit cukup
dibersihkan dengan menggunakan sapu panjang, kebersihan dilakukan setiap hari.
Kebersihan dilakukan oleh karyawan sanitasi yang telah ditentukan. Bahan yang
digunakan unruk asbes langit-langit merupakan bahan yang tidak mudah rontok,
dan tidak berjamur sehingga tidak mengkontaminasi produk.
5.5.5. Dinding
Dinding yang terdapat pada pabrik
sebagian terbuat dari semen dan sebagian lagi terbuat dari keramik, untuk
kebersihannya, dinding dibersihkan dengan menggunakan spons, dan untuk dinding
keramik akan dibersihkan dengan menggunakan soil off II.
5.5.6. Tirai
Tirai digunakan untuk setiap pintu
atau lubang yang ada di setiap ruang produksi. Penggunaan tirai ini digunakan
untuk mencegah masuknya hama serta serangga lainnya seperti lalat memasuki
ruang proses produksi. Untuk sanitasi tirai cukup dilakukan pembersihan degan
sabun soil off II, pembersihan dilakukan setiap hari. Tirai yang digunakan
untuk penutup pintu ini terbuat dari plastik yang tebal, tahan air dan mudah
untuk dibersihkan.
5.5.7. Selokan/saluran
air

5.5.8. Ventilasi
udara
Ventilasi udara digunakan untuk
mencegah panas yang berlebihan di dalam ruang proses serta agar sirkulasi udara
di dalam ruangan tetap terjaga. Untuk kebersihan ventilasi udara ini
dibersihkan setiap minggunya oleh bagian mesin.
5.5.9. Cold
storage
Cold storage merupakan ruangan
pendingin tempat produk setelah dipacking maupun bahan baku untuk disimpan
sebelum di proses. penyimpanan dalam cold storage ini bertujuan agar mutu
daging rajungan stabil dan tetap segar. Adapun jumlah cold storage yang
terdapat di PT. Siger Jaya Abadi ini berjumlah 4 cold storage, dimana 2 cold
storage digunakan untuk penyimpanan produk akhir setelah selesai di packing dan
2 cold storage lagi berada di ruang receiving yang digunakan untuk menyimpan
meat dan rajungan cook (RC) sebelum di proses. adapun sanitasi untuk cold
storage adalah sebagai berikut:
1.
Lantai harus
bersih, tidak boleh ada genangan air, tidak boleh ada bunga es
2.
Tidak
diperbolehkan ada benda, cairan atau sampah berserakan apalagi beda atau ciran
berbahaya yang dapat mengkontaminasi produk
3.
Suhu dalam cold
storage min 300F-350F atau sekitar 10C-2,20C.
4.
Pintu cold
storage harus bersih dan berfungsi norma, serta tirai plastik penutup pintu
juga harus bersih.
5.
Susunan produk
harus berjarak minimal 5 cm dari dinding dan semua tumpukan produk harus
didasari pallet.
Adapun sanitasi
karyawan agar dapat memasuki ruang cold storage adalah:
1.
Karyawan harus
shat dari penyakit pernafasan misalnya asma, TBC
2.
Berambut rapi,
tidak veramput panjang dan berpakaian rapi
3.
Karyawan harus memakai
pakaian kerja khusus jika memasuki ruangan cold storage seperti: masker, sepatu
boot, sarung tangan, jaket dingin.

4.
Karyawan tidak
boleh merokok, makan dan minum selama berada didalam cold storage.
5.
Karyawan tidak
boleh lebih dari 1 jam berada dalam ruang cold storage karena dapat
membahayakan kesehatan tubuh, apabila ingin menghangatkan tubuh tidak boleh
langsung dibawah terik matahari
6.
Produk harus
tersusun rapi sesuai dengan jenis dan spesifiknya
7.
Pintu cold
storage tidak boleh sering terbuka dalam waktu lama.
5.6.
Gudang
Gudang digunakan untuk menyimpan
barang-baramg yang diperlukan untuk pabrik. Penyimpanan dalam gudang ini
ditandai dengan jenis barang dan tanggal penerimaan barang. Penyimpanan
barang-barang dalam gudang ini harus disusun rapi dan sesuai tanggal masuk agar
memudahkan untuk penggunaannya, saat
penerimaannya barang terlebih dahulu di check keadaannya oleh QC, sebelum
barang disimpan dalam gudang, lantai gudang terlebih dahulu dibersihkan dan
diberi kayu sebagai pelapis agar tidak kontak langsung dengan lantai Di PT. Siger Jaya Abadi ini penyimpanan
barang-barang dibagi menjadi 2 yaitu
5.6.1. Gudang
ATK (alat tulis kantor)
Di dalam gudang ATK ini digunakan
untuk penyimpanan barang-barang yang digunakan pada keperluan surat-menyurat
yang diperlukan oleh kantor.
5.6.2. Gudang
Non ATK
Gudang ini digunakan untuk menyimpan
barang-barang non bahan baku (NBB) dan bahan kimia. Untuk penyimpanan barang
non bahan baku disimpan terpisah dengan bahan kimia, hal ini digunakan agar
tidak terjadi kontaminasi antar barang. Barang berupa non bahan baku berupa
packaging material yaitu seperti: MC, kaleng, tutup kaleng, label, sticker,
karton, sementara bahan kimia yang disimpan berupa klorin, akuadest, alkohol,
soil off II, dan dan sabun clean and smooth. Setiap bahan kimia ini akan diberi
label yang jelas dan penyimpanan diberi batas atau dipisahkan untuk menjaga
kesalahan penggunaan.
![]() |
5.7.
Ruang Mesin
Ruang mesin digunakan sebagai tempat
mesin-mesin yang digunakan pada proses produksi. Adapun mesin yang terdapat
pada ruang mesin ini adalah mesin boiler yaitu mesin yang digunakan untuk
proses pasteurisasi, ganset, dan mesin kompresor. Untuk kebersihan mesin ini,
mesin hanya dibersihkan dengan cara di lap dengan menngunakan kain kering.
Untuk kebersihan ruangan mesin hanya dibersihkan setiap kali terlihat kotor,
karena ruang mesin ini jauh dari ruang produksi.
5.8.
Loker Karyawan
Loker karyawan adalah tempat
penyimpanan barang-barang karyawan yang tidak boleh dibawa masuk kedalam ruang
proses. locker ini digunakan karyawan untuk menyimpan barang-barang karyawan
seperti tas. Penyimpanan barang-barang di dalam locker ini harus sesuai dengan
bagian masig-masing, misalnya karyawan sortir harus menyimpan barangnya di
dalam locker picking, begitu pula dengan karyawan picking harus menyimpan
barangnya di locker picking, hal ini digunakan untuk menjaga keefektifan
penyimpanan barang.
5.9.
Toilet Karyawan
Toilet merupakan hal yang sangat
penting untuk djaga kebersihannya, karena jika tidak dapat mengundang bau yang
tidak sedap yang dapat mengganggu karyawan, maupun proses produsksi. Toilet
karyawan yang terdapat di PT. Siger Jaya Abadi berjumlah 10 toilet, dimana 3
toilet digunakan para kaum pria dan 7 toilet lagi digunakan oleh kaum
perempuan. Untuk kebersihan toilet ini dibersihan secara berkala oleh petugas
yang telah ditentukan, untuk kebersihannya setiap pagi toilet harus disikat
bersih dan dipastikan toilet tidak licin sehingga tidak membahayakan karyawan
serta harus dipastikan toilet harus memiliki sabun untuk digunakan karyawan
untuk mencuci tangan setelah salesai dari toilet. Dan setiap karyawan yang
selesai menggunakan toilet harus menjaga kebersihan toilet.
Adapan prosedur
karyawan untuk saat untuk memasuk toilet:
1.
Karyawan yang hendak ke
toilet harus melapor dulu ke supervisi masing-masing

2.
Supervisi
mamastikan bahwa karyawan yang ijin ke toilet tidak secara bersamaan
3.
Supervisi
memberikan kartiu ijin toilet kepada karyawan yang hendak ke toilet
4.
Keamanan dalam
memastikan bahwa karyawan yang ijin toilet harus membawa kartu ijin toilet
5.
Keamanan dalam
mencatat nama, waktu keluar dan masuk karyawan yang ijin ke toilet
6.
Pastikan bahwa
karyawan tidak menggunakan seragam produksi dan sepatu boot ke toilet
7.
Setelah dari
toilet dipastikan sebelum memasuki ruang produksi karyawan harus mencuci tangan
dengan sabun, air panas, air klorin dan alkohol serta memalui pengecekan
foreign body, sehingga saat karyawan memasuki ruang produksi kembali benar-benar
bersih tidak membawa sumber cemaran terhadap produk.
6.0.
Pengendalian Hama
Untuk pengendalian hama pada
lingkungan pabrik ini dilakukan degan pest control pada ruang proses dan
lingkungan pabrik aman dari pestisida. Prosedur operasional harian yang
dilakukan oleh perusahaan diantaranya:
1.
Perusahaan
bekerjasama dengan badan pest control yang berlisensi untuk melakukan treatment
pada bagian luar dan dalam proses untuk menegndalikan hama, serangga dan hewan
pengerat.
2.
Area pekarangan
bebas dari sampah dan sampah harus disimpan dengan baik agar tidak mengundang
hama. Pintu masuk ruang proses dilengkapi dengan plastik curtain
3.
Tidak
diperbolehkan adanya hewan piaraan memasuki lingkungan pabrik misalnya seperti
kucing.
4.
Pemasangan insect
killer listrik dan stik lalat selama 24 jam, insect killer ini digunakan untuk
membunuh serangga seperi lalat, nyamuk. Pemasangan insect killer ini dibuat di
2 titik yaitu pintu keluar limbah dan pintu masuk ruang penerimaan (receiving
room). Untuk kebersihan insect killer ini dibersihkan setiap hari pada sore
hari. Stik lalat digunakan untuk menangkap lalat, stik lalat ini terbuat dari
sedotan yang dilapisi dengan lem lalat sehingga lalat menempel pada stik ini.
Stik lalat ini akan diganti setiap harinya.

5.
Pengontrolan
hama oleh badan pest control dilakukan sekali seminggu, sementara untuk
internal pest control operator pemeriksaan dilakukan setiap hari.
6.
Pest control
operator akan memeriksa insect killer listrik dan memusnahkan serangga yang
terdapat pada insect killer dengan cara membakarnya.
7.
Badan pest
control yang bekerja sama dengan perusahaan setiap minggunya akan memasang
perangkap tikus, hal ini digunakan agar tikus tidak ada memasuki ruang proses.
8.
Pada akhir
proses dilakukan sanitasi total pada lantai, dinding, peralatan, saluran air.
Hal ini untuk membersihkan sisa-sisa daging, lantai dibuat sedemikian rupa agar
saluran limbah lancar ke saluran pembuangan, saluran dilengkapi dengan tutup
drainase garus ringan dan mudah dilepaskan untuk memudahkan proses pembersihan serta
untuk menutup saluran agar serangga tidak dapat masuk ke ruang proses produksi
9.
Melakukan penutupan seluruh akses masuknya
serangga dan binatang pengganggu.Melakukan dan menjaga kondisi kebersihan serta sanitasi ruang proses dan
lingkungan pabrik
Jika ditemukan penyimpangan, maka pihak
perusahaan akan memberitahukan masalah hama kepada pihak pest control.
7.0 Sortasi


Gambar 1. Sortir daging rajungan
8.0 Pencampuran (Mixing)


Gambar 2. Pencampuran
![]() |

KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1.
Sanitasi karyawan dilakukan setiap proses akan di mulai
2.
Alat-alat yang terlibat dalam proses produksi di cuci dengan menggunakan
klorin dengan konsentarasi tertentu
3.
Pembersihan untuk ruang proses dilakukan menyeluruh setelah proses
selesai
4.
Karyawan yang dalam kondisi kurang sehat dan menggunakan wewangian tidak
di perkenankan masuk ke ruang proses
5.
PT Siger Jaya Abadi menggunakan tiga jenis sanitaizer yaitu
alkohol,klorin dan sabun
![]() |
6.2. Saran
Sanitasi
yang di terapkan oleh perusahaan sudah cukup baik hanya akan lebih baik lagi
jika setiap bulannya diadakan pemeriksaan kesehatan untuk karyawan dan juga ada
baiknya jika karyawan di berikan training mengenai keamanan pangan

[DKP] Deprtemen Kelautan dan Perikanan. 2005. Statistika Ekspor hasil
Perikanan Indonesia. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan.
[FAO-UN] Food and Agricultural Organization of the United Nations.
1998. FAO Spesies Identification Guide for Fishery Purposes the Living
Marine Resources of the Western Central Pacific 2nd. Rome: FAO.
Aminah S. 2010. Model pengelolaan dan investasi optimal sumberdaya
rajungan dengan jaring rajungan di Teluk Banten [Skripsi]. Bogor:
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Buckle, K. A. 1987. Food
Science diterjemahkan oleh Hari Purnomo dan Ardiono, 1987. Ilmu pangan. Universitas
Indonesia Pers. Jakarta.
Depkes. 2006. Kumpulan Modul Kursus Higiene Sanitasi Makanan Dan
Minuman. Sub Direktorat Sanitasi Makanan dan Bahan Pangan. Direktorat
Jendral Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.
Fardiaz
Ir.Dr., Srikandi. 1990. Sanitasi dalam Industri Makanan. Pusat Pelatihan Ekspor
Indonesia (PPEI). Departemen Perdagangan RI. Jakarta.
Fathonah, Siti. 2005, Higiene dan Sanitasi Makanan,
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Semarang
Kangas MI. 2000. Synopsis of the biology and exploitation of the
blue swimmer crab, Portunus pelagicus Linnaeus, in Western Australia. Fisheries
Research Report 121.
Laksmie
Jenie, B.S. 1976. Sanitasi dalam Industri Pangan. Departemen Teknologi Hasil
Pertanian. FATEMETA–IPB. Bogor.
Mukono J. 2002. Epidemiologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga
University Press.
Nasran,
Suyuti. 1990. Persyaratan Teknis dan Hygiene dalam Unit Pembekuan Ikan. Pusat
Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI). Departemen Perdagangan RI. Jakarta.
Pambayun, R. Romlah dan Triwardani Widowati. 2001. Higiene dan sanitasi Industri. Teknologi
Pertanian. Universitas Sriwijaya. Indralaya.
Purwaningsih. 1995. Teknologi
pembekuan ikan. Penebar swadaya. Jakarta.
Sahab S. 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta: PT. Bina Sumber Daya Manusia.
Soekarto dalam Ramiadi. 2008. Laporan
Praktik Lapangan kajian aspek sanitasi dan Higiene di PT. Laura Indo
Banyuasin. Sumatera Selatan.
Sri
Winarsih, 2008, Pengetahuan Sanitasi dan Aplikasinya, Semarang: CV Aneka
Ilmu.
![]() |

Supardi I. dan Sukamto. 1998. Mikrobiologi dalam pengolahan dan
keamanan pangan. Alumni Pers. Bandung.
Suteja, Drs. 1990. Pedoman Umum
Hygiene Makanan. Pusat Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI). Depatemen Perdagangan
RI. Jakarta.

Selamat pagi. Saya Pak Daniel Tambing, JakUt. Siap Supply Daging Rajungan JM, BF, Capit Merah, Elam. Min. Order 50 KG. HP/WA: 0882 9000 0910. Terima kasih
BalasHapus