Abon ikan

ABON IKAN咑
            Sektor perikanan Indonesia mempunyai potensi untuk dikembangkan, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat tetapi juga untuk kepentingan ekspor. Secara garis besar potensi perikanan Indonesia unttuk perikanan laut diperkirakan sebesar 6,2 juta ton per tahun. Potensi ini terdiri dari 1,05 juta ton ikan pelagis besar; 3,24 juta ton ikan pelagis kecil; 1,39 juta ton ikan demersal; 0,08 juta ton udang; 0,03 juta ton cumi-cumi, dan 0,08 juta ton ikan karang (Budiyanto dan Djazuli, 2003).
            Ikan dan produk-produk perikanan merupakan sumber protein hewani yang relatife murah dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya seperti daging sapi, ayam, dan susu. Akan tetapi ikan merupakan bahan pangan yang sangat mudah mengalami kerusakan biologis oleh enzim dan mikroorganisme pembusuk, sehingga memerlukan penanganan yang khusus untuk mempertahankan mutunya. Oleh karena itu perlu dilakukan proses pengolahan yang bertujuan untuk mengawetkan ikan. Pengawetan ikan dapat dilakukan secara tradisional ataupun modern.
            Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan memberikan daya awet pada bahan pangan. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi diperlukan perlakuan yang baik selama proses pengaawetan  seperti: menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan, dan menggunakan ikan yang masih segar.
            Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan laut yang diberi bumbu. diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai daya awet yang relatife lama. Abon selain dari ikan, ada juga abon yang berasal dari daging sapi. Abon sapi ini telah lama dikenal oleh masyarakat luas.

            Cara pembuatan abon ikan relatife sederhana, biasanya ikan yang digunakan adalah ikan yang memiliki daging yang tebal serta dagingnya berserat. Jenis ikan laut yang biasanya dibuat abon ikan adlah ikan tongkol, ikan tuna, ikan cakalng, ikan ekor kuning, ikan tenggiri, dan ikan cucut. Sedangkan dari air tawar ikan yang dapat dimanfaatkan sebagai abon adalah ikan nila dan ikan gabus.
Abon merupakan salah satu produk olahan yang biasanya dibuat dari daging sapi atau ayam yang diolah menjadi produk kering siap dimakan, kini abon juga dapat dibuat dari daging ikan. Karena memiliki rasa yang gurih dan aroma yang khas sehingga abon banyak disukai oleh masyarakat, mulai dari yang tua, muda hingga  anak-anak (Wibowo et al, 2004).
            Pembuatan abon ikan merupakan salah satu alternatife pemanfaatan limbah hasil perikanan yang selama ini banyak terbuang sia-sia. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari pembuatan abon ikan antara lain adalah proses pembuatannya mudah, rasanya enak, dan dapat dijadikan sumber penghasilan tambahan. Selain menggunakan bahan yang berasal dari limbah hasil pengolahan perikanan, abon dapat pula dibuat dengan menggunakan ikan segar sebagai bahan baku. Abon ikan yang dihasilkan dari ikan segar tentu bermutu lebih baik (Afrianto, 2003).
            Abon ikan yang baik memiliki rasa yang khas serta tidak berbau amis. Dengan yang rasa inilah, abon ikan mudah diterima oleh konsuman. Apalagi dibandingkan dengan ikan segar, abon ikan mempunyai kandungan protein lebih tinggi dan dapat disimpan lama tanpa mengalami perubahan kualitas. Jenis ikan yang biasa diolah menjadi abon umumnya adalah ikan pelagis, yaitu ikan cakalang, ikkan tenggiri, ikan tongkol, dan lain-lain  (Afrianto, 2003).
            Abon biasanya dikemas dalam plastik atau dalam kaleng sehingga mudah dibawa, mudah untuk dibuka dan disimpan serta mudah dalam penyiapannya, terutama untuk lauk pauk bagi mereka yang sibuk bekerja. Karena dalam bentuk kering dan diolah dengan berbagai macam bumbu, abon mempunyai daya awet relative lama, yaitu masih dapat diterima sebagai makanan yang aman dikonsumsi setelah 50 hari disimpan pada suhu kamar. Karena umumnya kerusakan abon diawali dengan timbulnya rasa tengik, umur simpan ini dapat lebih panjang jika abon diolah tanpa menggunakan minyak goring. Umur simpan dari abon ikan ini dapat bertambah jika abon disimpan pada suhu dingin  (Wibowo et al, 2004).

Cara Kerja dari pembuatan abon ikan  adalah sebagai berikut :1.      Daging ikan yang telah dibersihkan dipotong-potong dan direndam di dalam cuka 2% selama 15 menit.
2.      Air dengan perbandingan sama dengan berat ikan dipanaskan dengan penambahan garam dapur (5%), serai (2%), dan daun salam (2%) sampai mendidih selama 10 menit.
3.      Kemudian masukkan daging ikan, rebus hingga 20 menit.4.      Daging yang sudah matang diangkat dan didinginkan.
5.      Setelah dingin, daging dipres dengan menggunakan kain blacu hingga air habis.
6.      Daging yang sudah halus dilumatkan hingga terbentuk serat-serat halus.
7.      Siapkan bumbu (bawang merah, bawang putih, lengkuas, ketumbar, garam) haluskan.
8.      Bumbu yang sudah halus dimasukkan kedalam wajan.
9. Wajan dipanaskan, lalu masukkan dagiing yang teelah menjadi serat halus                               dan  digongseng hingga bewarna cokelat.

10.  Abon yang telah setengah jadi ini dimasak hingga kering dan matang.

11.  Setelah matang, abon dipres kembali untuk menghilangkan minyak yang ada.
12.  Setelah abon kering, dinginkan lalu kemas dalam wadah yang tertutup rapat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sanitasi dan higien perusahaan rajungan kaleng

tuna beku